Waktu yang Terbuang Lagi-lagi seperti ini, muncul rasa sesal di hatiku sebab datang ke pertemuan tak berarti yang diselenggarakan teman-teman alumni. Bukannya tak menikmati reuni kecil hanya saja aku tak sanggup lagi mendengar bualan yang keluar dari bibir cantik, merah merona itu. Suasana yang ramai di tongkrongan mewah atau biasa disebut cafe tak membuat mereka berhenti membahas kejelekan Wirda. Bahasan sampah yang tak selayaknya berada di tempat mewah. “Kalian tahu, kemarin aku melihat status Wirda membeli tas mewah. Aku yakin itu palsu atau kalau asli pun, karena dia menggoda lelaki lain.” Salah satu temanku yang memang terkenal lihai bergunjing, mengarahkan pembicaraan. “Masa, sih? Setauku Wirda anak yang adem-adem saja, lagipula dia kan sudah bersuami dan sedang berbada...
sesuai judul, isinya pikiran-pikiranku hehe Ada resensi, ada cerpen, ada pengalaman pribadi. Apapun yang ada di pikiranku lah, pokoknya. terima kasih sudah membaca karya-karya gabut inii <3