Langsung ke konten utama

Bakar 2: Tempat Belajar Favorit

 

Bagaimana kabarmu?

Kuharap kamu selalu dalam keadaan terbaik, ya. Entah kamu sedang sibuk belajar untuk ujian, bekerja membantu orang tua, ikut kepanitiaan, atau mengambil jeda untuk mengembalikan semangat, kuharap selalu ada rasa syukur yang terucap setiap waktunya. Sebab perasaan bersyukur itu kian hari kian diperlukan. Apalagi dengan kondisi dunia yang kacau balau.

Sebelum memulai kabarku, aku ingin mengingatkan kamu tentang kabar saudara-saudara kita yang berada di Palestina. Mulai dari berita daerah yang dibombardir, ribuan anak menjadi korban, rumah sakit yang dihancurkan, dan terakhir kabar tahun pelajaran 2023/2024 dihentikan karena Palestina telah kehilangan para pelajarnya. Berita-berita ini berseliweran di media sosial. Berita-berita itu sudah semestinya terdengar oleh petinggi dunia. Bahkan kita semua sudah tahu (harusnya) bahwa mayoritas dunia menolak genosida yang dilakukan zionis kepada Palestina.

Kabarku jika dibandingkan dengan saudara-saudara kita di Palestina tentunya berkali-kali lipat lebih baik. Kabarmu juga jika dibandingkan dengan anak-anak di Palestina tentunya berkali-kali lipat lebih baik. Maka tidak ada alasan untuk berhenti bersyukur atas nikmat hidup, nikmat merdeka, dan nikmat beribadah yang kita dapatkan. Bangkitlah, bangkitlah, bangkitlah!

Semoga Allah senantiasa menerima segala jihad masyarakat Palestina. Semoga Allah senantiasa melindungi saudara-saudara di Palestina dari kejahatan zionis. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan iman yang luar biasa kepada pejuang di Palestina. Semoga Allah membalas semua perbuatan zionis di dunia dengan azab yang tak bisa kita bayangkan, dan membalas perjuangan Palestina dengan nikmat yang tak bis akita bayangkan.

Palestina akan selalu berada di dalam hati kita dan kedudukannya akan lebih tinggi dari pada kita.

Bakar 2: Tempat Belajar Favorit

            Aku memantapkan hati untuk memiliki sebuah hobi yang menurutku sangat baik jika bisa benar-benar terjadi. Aku ingin sekali agar bisa jatuh cinta dengan belajar. Aku ingin sekali agar bisa menikmati membaca buku-buku yang berilmu tinggi. Aku ingin sekali memahami setiap penjelasan guru-guru, entah lewat lisan maupun tulisan. Ya, aku ingin memiliki hobi belajar.

            Bulan ini selama dua pekan aku melakukan Ujian Tengah Semester. Jujur saja aku merasa belum siap. Tapi aku tak mau menyerah begitu saja. Aku tak mungkin membiarkan nilai-nilaiku di perkuliahan – apalagi tahun pertama, anjlok. Sebab kenapa? Tentunya karena aku sadar cita-citaku terlalu tidak mungkin untuk orang yang mudah menyerah dan senang bermalas-malasan.

            Aku percaya dengan impian yang sudah ada sejak aku duduk di bangku SMP. Aku terus menghidupinya, sampai ia menjadi begitu dekat dengan diriku. Oleh karenanya aku mulai UTS semester pertama di perkuliahan dengan semangat. Mau tidak mau harus semangat. Mau tidak mau harus optimis. Mau tidak mau harus aku nikmati proses belajar dan memahami itu.

            Selama UTS dan belajar, aku menemukan hal yang cukup menyenangkan bagiku. Saat itu aku tidak memiliki kuota internet untuk mengakses modul atau media pembelajaran lainnya. Kuotaku hanya cukup untuk media sosial. Jadi jika ingin mengakses internet aku harus pergi ke tempat-tempat di kampusku yang memiliki jaringan internet lancar jaya.

Aku berkuliah di IPB University yang memberikan akses wifi gratis bagi mahasiswanya. Selama UTS aku berusaha mencari tempat yang nyaman untuk mengakses internet. Hasilnya selama dua minggu aku menjelajahi beberapa tempat yang sebelumnya belum pernah kudatangi.

Kali ini aku akan mengabarkan kepada kamu tempat-tempat favoritku untuk belajar selama UTS di kampus hasil jelajah dua minggu:

1.      Integrated Student Center (ISC), merupakan tempat pelayanan mahasiswa yang berada di belakang gedung rektorat atau Gedung Andi Hakim Nasution. Sebenarnya aku belajar bukan di dalam ISC, lebih tepatnya di depan ISC. Dekat dengan sekolah pascasarjana IPB, lokasi tersebut menawarkan meja-meja putih yang panjang dengan satu colokan yang menyala. Yah, sayangnya hanya satu colokan. Tapi bukan masalah bagiku karena aku selalu berhasil menempati tempat duduk yang dekat dengan colokan.

Alasan aku menyukai tempat ini karena pemandangan taman yang menenangkan. Setiap kali aku bosan melihat layar laptop, aku akan mengalihkan pandang ke taman tersebut. Tamannya teduh dengan pohon-pohon tinggi dan bunga-bunga yang tersusun rapi. Selain itu aku senang melihat burung-burung yang terbang mengitari taman ISC. Biasanya aku bisa duduk dari pagi sampai sore di sini. Kalau ingin makan, bisa pergi ke kantin Green Lake Corner. Walaupun harganya kurang pas dengan kantong mahasiswa S1.

2.      Kafe di depan kantin Green Lake Corner (aku lupa namanya), juga menjadi pilihanku jika sedang bosan melihat taman ISC. Di sini aku bisa melihat danau yang dipenuhi teratai merah muda. Kadang-kadang ada juga burung air – aku tak tahu itu burung jenis apa, dan angsa yang mengerluarkan suara. Membuat damai suasana hati ketika belajar.

3.      Perpustakaan, tentu saja ini adalah tempat yang paling cocok untuk menghabiskan waktu dengan menekuni modul kuliah. Perpustakaan dibagi menjadi dua bagian, luar dan dalam. Keduanya sama-sama memiliki fasilitas yang baik menurutku. Biasanya aku memilih duduk di perpustakaan luar jika hari sedang panas – karena di dalam lebih terasa panas. Sedangkan jika aku ke dalam, biasanya aku memang ingin belajar lebih lama.

Di dalam perpustakaan ada musala, juga ada pilihan tempat duduk. Aku memilih tempat duduk bersekat yang menghadap ke jendela dengan pemandangan tumbuhan tropis. Kalau tidak di sana aku pergi ke tempat dengan dinding kaca yang bisa melihat jalan di depan perpustakaan.

4.      Lobi asrama, ini adalah pilihanku jika mau belajar malam. Maklum, sinyal wifi tidak bisa masuk ke dalam kamar. Aku harus keluar dan mencari tempat duduk yang nyaman di lobi asrama.

Begitu kabarku dalam meningkatkan minat belajar, salah satunya dengan mencari tempat belajar yang nyaman. Kalau kamu bagaimana? Di mana tempat belajar favoritmu? Apakah kamu punya cara lain untuk meningkatkan minat belajar?

 Bagi kabar tentang tempat belajar favoritmu dengan tulis komentar di blog ini.

Sampai jumpa di edisi Bakar 3!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi : Novel Nebula Karya Tere Liye

Novel “NEBULA” Karya Tere Liye :  Rahasia Pengintai Terbaik dan Kembalinya Musuh Lama Oleh : Lubna Anfaresi Judul                : NEBULA Penulis             : Tere Liye Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama Kota Terbit       : Jakarta Cetakan II        : April 2020 Ketebalan         : 376 halaman Pendahuluan             Serial Bumi merupakan salah satu serial yang dikeluarkan oleh penulis Tere Liye dan berhasil menarik minat pembaca di tanah air. Serial fantasi ini sudah memiliki sembilan seri dengan seri terbaru berjudul “NEBULA”. Sama seperti seri sebelumnya yang berjudul “SELENA”, seri ke-9 ini menceritakan kisah dari sudut pandang Selena sebaga...

Masak, Makan, Lempah Kuning

  Masak, Makan, Lempah Kuning “Wew, banyak kenek ge. Basing ka lah pon!” [1]             Ucapan dari Ami, gadis Bangka yang sudah kutemui sejak lima hari bertugas di daerah ini, terus terngiang di antara malam-malam sepi di kamar berukuran lima kali tujuh meter. Suaranya begitu tinggi, mencekam, dan rasanya penuh kebencian. Raut wajahnya yang mengerut itu terus terbayang, juga ucapan dengan bahasa yang aku tidak mengerti sama sekali. Jauh dari mal perbelanjaan, kafe yang selalu ramai, atau sekadar lalu lintas kota Yogya, aku terjebak sampai sembilan hari kedepan untuk mengerjakan tugas kuliahku di sini. Aku tidur menumpang kepada salah satu warga kenalan kawan kuliahku, yang juga berasal dari Bangka. Katanya itu adalah rumah seperadik [2] -nya. Pintu kamar yang menjadi tempat tidurku sementara tiba-tiba diketuk dari luar. Aku menghela napas, mencoba meraih gagang pintu dan membiarkan sinar lampu di ruang tengah masuk ke d...

Nugget

Pernah berpikir untuk masak nugget goreng yang dicocol dengan cuko ? Itu yang Bene lakukan. Aneh, iya. Tapi Bene tidak akan peduli dengan komentar orang, karena toh dia sekarang ada di kontrakannya. Sendirian. Setelah berkutat dengan kertas-kertas laporan praktikumnya selama satu semester, Bene bisa beristirahat sejenak. Gadis itu tidak pergi ke luar kontrakannya, kecuali untuk membeli makan atau bahan masakan. Keinginannya untuk naik gunung setiap liburan juga harus kandas. Alasanya sederhana, karena ia tidak punya teman untuk naik ke atas sana. Jika kalian semua mendorong gadis itu untuk pergi sendiri,             “Terima kasih.” Dua kata itu akan keluar dari bibirnya yang sedikit kering. Saran dari kawan-kawan dekatnya, biarkan saja Bene asyik dengan dunianya. Ia bisa saja pergi ke Bandung sekarang juga, atau ke Jakarta. Tapi buat apa? Ia tidak mau menghabiskan lebih banyak uang beasiswa yang baru cair satu pekan lalu...