Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Secret 10: Lampu Hijau

  Hujan turun sesuai ramalan cuaca hari ini. Walaupun langit gelap sekali, ada bunga-bunga yang tumbuh di hati seseorang. Entah sejak kapan ia merasa sangat gelisah bersamaan dengan kuping yang memerah. Teman-teman seperjuangan pun berkali-kali mengejeknya. Sebab ini perdana! Pertama kalinya selama Amsyar hidup di dunia ia akan menyatakan cinta pada seorang gadis.             Berdesak-desakkan di lorong kelas dua belas, siswa yang menunggu jemputannya. Mata mereka terlihat kelelahan akibat pelajaran yang menguras pikiran dari pagi hingga sore. Beberapa ada yang mengembangkan payung dan menggunakan jas hujan, sisanya asik bercakap-cakap sambil menunggu reda.             Di antara puluhan orang yang berdesakkan, mata Amsyar tak salah melihat incarannya. Ia bergerak cepat sambil memegang payung berwarna kuning yang telah mengembang. Hatinya tak keruan, tapi napas ia atur...

Secret 9: Sakit

  “Sampai di sini, ya perjumpaan kita. Semoga pertemuan tadi bisa membantu kita semua untuk lolos UTBK.”             “ Aamiin !” balas semua orang yang hadir di ruangan itu.             “Tapi masih lama, Ren,” celetuk salah seorang laki-laki dengan kepala botak.             “Namanya doa, boleh kapan aja, dong ,” ucap Renai.             Kelas sore UTBK itu tak lama bubar. Mereka menghabiskan waktu dua jam lebih lama dari pada siswa-siswa lainnya. Semua demi lulus UTBK. Bahkan Renai yang sudah mendapat posisi siswa penerima SNBP pun tak yakin dengan kesempatan itu. Ia tak bisa hanya berharap keberuntungan datang. Kalau tidak mempersiapkan apa pun dari sekarang, besok-besok Ia tak bisa menjawab soal ujian masuk kampus impiannya. Renai rela membantu teman-temann...

Secret 7: Persiapan

  “Udah daftar SNBP?”             “Udah,”             “Jadi kau ngambil dimana, Ran?”             “Hukum, UI,” jawabnya malas.             “Hah? Serius?” Nyimas tak menyangka.             “Anak rebel kayak kamu tumben nurut ibu?” Renai bertanya sembarang. Walau itulah kenyataannya.             “Males, bertengkar terus. Aku kasih penawaran. Kalau SNBP enggak lolos hukum UI, aku boleh daftar meteorologi atau kehutanan,” jelasnya sambil mencomot makanan ringan milik Acha.             “Cerdas! Akhirnya temanku bisa berpikir,” lagi Renai bercanda.        ...

Secret 8: Bukan Pangeran Berkuda

  Lima menit sebelum gerbang ditutup sempurna, akhirnya dalam satu bulan ini Kirana berhasil datang tepat waktu. Setidaknya ini adalah pencapaiannya yang ke lima kali. Yah, kalau dihitung ia hanya mampu tidak terlambat ke sekolah satu kali dalam satu minggu. Jika kalian bingung mengapa Renai tetangganya tidak juga telat seperti Kirana, itu karena gadis kelas dua belas ini memang selalu bangun kesiangan. Ditambah rumah yang jaraknya cukup jauh, juga jika harus berkelahi dengan ibunya ia akan mencari angkot atau ojek online . Sangat tidak hemat waktu.             Datang sebelum gerbang ditutup sebenarnya bukan prestasi yang membanggakan, tapi Kirana suka saja mengelu-elukan dirinya. Apalagi jika sudah ada Lingling di bangku. Dengan penuh senyum dan kebanggaan ia pamer kepada sobat duduk sejak kelas sebelas itu.             “Lima kali dalam sebulan, hebat kan?” goda Kirana...