setetes air yang kerdil
tak pernah diperhitungkan
agar ia bisa naik ke pucuk pohon
atau mengejek gunung-gunung
setetes air yang tak dianggap penting
kotor tubuhnya, asam rasanya
begitu dalam tertimbun tanah organik
mengutuk tiap impiannya
namun momentum yang tak pernah salah
telah angkat derajat
bukan karena ia tekun,
hanyalah takdir Tuhan yang membantu
pada ketinggian
yang lebih tinggi dari burung rajawali
ia bergemul dengan kawan
sebab di atas sana,
dingin terlalu menusuk tulang rusuk
bercengkrama yang buatnya lupa
akan rumah yang ia tinggali sebelumnya
hanya satu,
ia tahu harus kembali membumi
jatuh, sakit,
tapi kini
ia menjadi bagian dari samudra
tetap kecil
tapi kini
ia merasa lebih baik
Komentar
Posting Komentar