Menjadi pemimpin itu berarti menjadi pelayan, kawan, teladan, dan komandan.
Mari kita bahas satu persatu!
'Komandan' saya rasa menjadi kata yang paling lekat dengan pemimpin.
Secara sederhana banyak orang mengaitkan pemimpin dengan seseorang yang mengatur, menyuruh, juga mengkoordinasi. Layaknya seorang komandan kepolisian atau tentara yang berdiri tegap dan bersuara lantang untuk menggerakkan anak buahnya. Gambaran demikian dapat menjadi buruk karena pemimpin seakan-akan tidak memiliki pekerjaan selain memberi perintah.
Kata 'komandan' saya pilih untuk menggambarkan seorang pemimpin bukan tanpa alasan yang konkrit. Memang kebetulan memiliki rima dengan kata-kata sebelumnya, namun yang paling penting adalah pribadi dari seorang komandan. Tentu untuk menjadi seorang komandan di suatu instansi, misalnya militer, diperlukan proses seleksi yang ketat. Komandan terpilih adalah seseorang yang sudah memiliki pengalaman, punya pola pikir yang cerdas, punya kebesaran hati, integritas yang tingi, serta kecenderungan untuk melindungi apa yang harus dilindungi.
Begitulah seorang pemimpin yang harus memiliki sifat dan sikap seperti komandan. Pemimpin harus mampu berbicara tegas agar tak mudah disetir oleh lawan atau anggotanya. Ketegasan pemimpin juga diperlukan dalam membuat keputusan yang cepat dan tepat. Pemimpin juga harus mampu menempatkan dirinya. Sebagai seorang komandan, pemimpin berdiri di depan dengan berani untuk bertanggung jawab atas segala tugasnya.
Rasa cinta dari seorang komandan kepada anggotanya merupakan hal yang tak kalah penting. Melalui perasaan cinta, seorang pemimpin menjadi lebih peduli untuk melindungi anggota. Pemimpin akan memilih cara-cara paling tepat untuk mempertahankan anggota dan wadah yang menaungi kepemimpinannya. Dengan demikian, pemimpin tidak hanya membesarkan namanya, namun ikut memberdayakan wadah dan orang-orang di dalamnya.
Sebagai seorang komandan, pemimpin harus menyiapkan beberapa hal, seperti:
1. Memiliki visi dan mampu menjalankannya
2. Kemampuan dalam berkomunikasi dan negosiasi
3. Pengetahuan yang luas
4. Keberanian untuk mengambil resiko
5. Kecintaan dan rasa melindungi
Seseorang dengan sikap pelayan, kawan, teladan, dan komandan sudah sepatutnya mengambil peran di masyarakat sebagai pemimpin. Bagaimana pun cara memimpinnya, seseorang harus memegang empat prinsip kepemimpinan. Entah nantinya akan dibawa pada dunia kekeluargaan, profesional, atau diktator, setidaknya mereka yang punya empat prinsip ini mampu menaruh sikap pada tiap kondisi serta waktu.
Beranilah untuk menjadi pemimpin, beranilah untuk berperan.
Tanpa hati nuranimu serta pikiran yang terus berlari pada kebaikan, siapa yang akan membantu negeri? Siapa yang akan membantu kampus? Siapa yang akan membantu organisasi? Siapa yang membantu dirimu sendiri?
Komentar
Posting Komentar